Jumat, 24 Juli 2009

arsitek meng"ganjel"

"the meaning of ganjel", atau arti dari sebuah ganjel.
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi)
gan·jal
1. benda yg disisipkan sbg tumpuan (supaya tegak kukuh atau tidak timpang);
2. benda yg ditaruh sbg penghalang (penahan) supaya tidak bergerak turun;
3. Lay papan, balok, tikar, dan bahan lain yg digunakan untuk melindungi muatan di dl palka agar muatan tidak bergeser akibat cuaca buruk;

‘Ganjal’ selanjutnya kita istilahkan dengan ganjel
hati-hati dengan kemungkinan salah baca mnjadi ganjil or ginjal, meskipun ada kemungkinan dalam masalah anda hal ini ada hubungannya.. *ok skip!

didalam bahasa sehari-hari yang kita pakai, Ganjel sering di asosiakan dengan barang yang di perlukan sebagai penyangga tetapi bersifat sementara
ex: “ganjel weteng” : ganjal perut, ganjel ban, ganjel pintu.

begitu besarnya manfaat dari sebuah ganjel ini, disaat genting secara singkat kita bisa merubah barang sederhana menjadi sangat bermanfaat, dan sebaliknya kita juga bisa merubah barang yang berharga menjadi sangat sederhana fungsinya. melalui koridor sebuah istilah "ganjel"....
*sampai disini apakah kita sepakat?

sekarang kita amati ilustrasi berikut


capt by: DIDI

gambar di atas adalah ilustrasi dari ganjel yang saya maksud. namun sebenarnya bukan maksud saya untuk menyuruh anda fokus pada ganjelnya, sebaliknya fokuslah pada saat ganjel yang saya maksud itu tidak ada, atau hilang secara tiba-tiba.. *cling!

*FYI 1, posisi kemiringan jalan ini sangat memungkinkan mobil tersebut meluncur dengan sukses dan mengagetkan si ibu dan anak kecil, bahkan mungkin kekagetan ini akan menimbulkan trauma yang sangat mendalam bagi si kecil. bahkan bagi si ibu juga..

*FYI 2, gambar ini di ambil dari sebuah perumahan elit di sentulcity. cluster udayana dengan kemiringan jalan hampir 30 %.

seandainya sampai terjadi kemungkinan terburuk, kita sepakat ini sebagai nasib..
ok.

tapi sekarang pertanyaannya adalah bagaimana posisi seorang arsitek dalam membuat perencanaan sebuah lingkungan binaan dan mempertanggung jawabkannya?

sebenarnya saya memposting topik ini karena teringat teman saya yang mengatakan bahwa dunia property adalah urusan para makelar dan sales. arsitek tidak mempunyai pembagian power sama sekali. ok...
sampai disini berhenti sejenak

kemudian saya senyum, hehe..
meskipun akhirnya saya juga tidak diam saja. *persetan dia senior saya

saya sendiri heran.. begitu banyak orang yang bangga mendapat julukan sebagai arsitek, tapi tidak sadar bahwa dia sedang memposisikan dirinya hanya sebagai ganjel.
arsitek membiarkan dirinya terlalu sibuk pada dedline yang di berikan oleh si makelar yang nota bene tidak punya dasar ilmu perencanaan, arsitek sendiri melupakan banyak fokus masalah yang seharusnya ia tangani.... ck... ck...
*terlalu takut di pecat rupanya.

profesi besar yang difungsikan dengan cara yang sangat sederhana.. sampai kapan ganjel ini di pakai?

sangat buanyakkk arsitek yang protes terhadap gelombang besar karena gaji kecil, dedline banyak.
tetapi apakah ada penghuni or makelar yang protes karena arsitek kurang berdedikasi saat menyetujui konsep dan perencanaan seperti diatas?

begitu derasnya gelombang pembangunan suatu negara berkembang, seperti di indonesia. diperlukan tukang-tukang insinyur yang handal untuk perhelatan besar ini. insinyur-insinyur yang tahan banting, bermata tajam dan bersuara lantang, untuk mengatakan tidak atas mark-up besar-besaran yang dilakukan oleh para makelar dan sales.
untuk bisa tetap fokus pada pekerjaannya dan memaksimalkan dedikasi demi sebuah lingkungan yang lebih baik.


-----------------------------------------------------------------------------
*FYI : for ur info

Senin, 22 Desember 2008

bumi tak kan kemana-mana.



agak lupa kalau bumi dalam keadaan koma.
masalah nya bukan karena kadar CO2, bukan polusi, bukan plastik bukan juga laptop anda. 
tapi masalah sebenarnya adalah cara berfikir manusia. konsumsi besar-besaran meningkatkan produksi, dan menghasilkan limbah dan kerusakan yang lebih besar. .

supaya kita bisa makan sayuran dengan harga murah, sehingga kita bisa makan dengan berbagai pilihan sayuran sesuai dengan keinginan kita, di perlukan jumlah sayuran yang berlimpah, untuk mempermudah hal tersebut manusia menggunakan pestisida, dan pupuk kimia.sikap yang terdengar manusiawi, tetapi sebenarnya sangat jahat.

hukum ekonomi kita sudah tidak seimbang lagi.

manusia itu seperti serakah, bagaikan gurita yang menggenggam makanan di setiap tentakelnya, dan masih mengingini lebih banyak lagi. 

mendengar begitu banyak bencana alam yang ada sekarang, seperti badai katrina, tsunami, banjir dimana-mana, tanah longsor, kondisi bumi yang semakin panas dan mengalami percepatan. timbulnya berbagai macam penyakit baru, alzhaimer, parkinson, kanker, asma dan lain-lain.

sepertinya alam sudah mengusir kita secara perlahan-lahan. 

bagaimana jika kita memilih hengkang dari bumi?

bumi tak kan kemana-mana.





dan pada saatnya nanti, bumi akan memperbaiki diri, semua danau kembali jernih. sungai, laut, pegunungan, semua akan kembali hijau. semua kembali damai. mungkin tidak ada manusia disana, tapi bumi akan memperbaiki diri. 

dan tahu kenapa?
karena bumi mempunyai banyak sekali waktu di dunia ini. sedang kita tidak. 

pohon menghasilkan oksigen, mengurangi karbon, mengolah nitrogen, menyuling air, menjadi habitat ratusan species, mengubah energi matahari, pembuat gula kompleks dan makanan, pencipta iklim miko.

bagaimana merancang bangunan yang serupa pohon, kota serupa hutan?

bangunan yang berfoto sintesis,...

misalnya jika perumahan di gabungkan dengan pengolahan limbah, produksi makanan, pembangkit energi, semua terpadu, terintegrasi dalam sebuah sistem luas. 
konsumsi energi kita 9/10 lebih hemat. 

kita dapat hidup dengan indah di planet ini. 

Minggu, 30 November 2008

ruang rakyat




Untuk dapat merencanakan sebuah setting lingkungan yang baru, kita perlu mempelajari kode-kode karakteristik lokal masyarakat, supaya obyek rancangan kita bisa terintegrasi dengan baik, baik dari segi lingkungan alam maupun lingkungan sosial kemasyarakatan Untuk menciptakan komunikasi dan merangsang semangat masyarakat untuk maju, dengan kata lain untuk merangsang semangat sebuah komunitas, maka perlu diberikan wadah interaksi bebas bagi komunitas tersebut yang berupa ruang terbuka publik (square) agar tercipta suasana yang dinamis dan berkelanjutan.


Ruang Terbuka Publik


Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota dalam istilah Inggris disebut "place" berasal dari kata latin "Platea" yang berarti ruang terbuka publik atau jalan yang diperlebar seperti pada "plaza" di Spanyol atau "piazza" di Italia atau kata yang lebih khusus seperti "square".

1. Hamid shirvani (1985) Ruang publik dipahami sebagai ruang yang diperuntukkan sebagai sebuah ruang kota yang dapat diakses secara umum dan cuma–cuma oleh Masyarakat kota dari berbagai lapisan .

2.Paul Zucker (1959) menyatakan bahwa square adalah tempat orang-orang berkumpul untuk bersosialisasi, melindungi mereka dari hiruk-pikik lalu-lintas, membebaskan mereka dari tekanan kesibukan di pusat kota.

3.Michael Webb (1990) beranggapan bahwa square adalah mikrokosmos dari kehidupan, menawarkan daya tarik, peristirahatan, pasar dan upacara rakyat, tempat untuk berjumpa teman dan menghabiskan waktu.

4.Cliff Moughtin (1992) menemukan bahwa square adalah areal yang dibingkai oleh bangunan-bangunan untuk memamerkan bangunan tersebut sebagai karya agung. Kota harus memiliki ruang untuk penempatan bangunan umum, tempat bertemu yang utama, tempat untuk perayaan atau upacara umum, tempat untuk pertunjukan, restoran, tempat untuk berbelanja, pasar dan etalase, tempat dimana bangunan kantor mengelompok, tempat akomodasi rumah tinggal, tempat yang berhubungan dengan simpul-simpul transportasi.

5.Rob Krier (1979) menyatakan bahwa suatu square harus dapat berfungsi sebagai
tempat aktifitas komersial seperti pasar, kegiatan budaya, tempat berdirinya kantor pelayanan umum.




Penting untuk diperhatikan dalam perancangan fasilitas publik, adalah mengangkat nilai-nilai yang selama ini dikenal baik oleh masyarakat setempat untuk membantu terciptanya karakter sebuah bangunan yang berorientasi terhadap publik. Sehingga masyarakat sendiri tidak merasa asing ketika kita ingin menyampaikan hal-hal yang relatif baru.